Seperti yang kita ketahui, makanan cepat saji adalah suatu makanan yang sudah tidak asing bagi kehidupan manusia. Makanan cepat saji termasuk salah satu makanan yang mudah ditemukan, seperti di supermarket, alfamidi dan toko perbelanjaan lainnya. Makanan cepat saji tidak hanya dapat kita temui di Indonesia saja, makanan cepat saji dapat kita temui juga di negara-negara tetangga yang sudah akrab dengan keberadaan makanan cepat saji tersebut. Di zaman modern seperti sekarang ini, mengonsumsi makanan cepat saji menjadi salah satu pilihan yang diambil oleh banyak orang karena lebih praktis. Namun, keputusan untuk mengonsumsi jenis makanan ini sering dipilih tanpa mengetahui apa saja dampak negatif dari makanan cepat saji. Maka dari itu, penting bagi kita untuk mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, serta mengetahui zat apa saja yang yang terkandung di dalam makanan yang akan kita makan.

Makanan cepat saji sudah lama mengundang kontroversi di negara kita karena terungkapnya beberapa dampak buruk yang ia miliki. Dampak buruk itu disebabkan oleh kandungan zat-zat berbahaya di dalam makanan instan seperti lilin yang ada pada mie instan. Bukan hanya itu, di dalam makanan cepat saji juga terkandung bahan pengawet dan penyedap yang kini disebut micin. Sejumlah penelitian telah membuktikan bahwa jika keseringan mengonsumsi makanan cepat saji memang tidak berdampak secara langsung ke tubuh. Namun, makanan-makanan cepat saji yang dikonsumsi akan tertimbun di dalam tubuh yang kemudian hari menjadi penyebab penyakit mematikan seperti kanker, stroke, usus buntu dan penyakit ginjal.

Dampak negatif makanan cepat saji

1. Mengandung kolesterol cukup tinggi

Makanan cepat saji yang terkategori junk food ada berbagai macam yaitu ayam goreng, kentang goreng, hamburger serta pizza yang disajikan tanpa disertai oleh sayur dan buah-buahan. Jika hanya melihat kandungan gizi pada junk food, maka makanan tersebut sejatinya tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi harian sama sekali. Nutrisi yang banyak terkandung di dalamnya adalah kolesterol yang termasuk ke dalam kolesterol LDL berbahaya.

2. Penurunan daya ingat pada otak manusia

Mengonsumsi makanan cepat saji secara berlebihan selama lima hari berturut-turut dapat mengakibatkan penurunan daya ingat pada bagian otak sebelah kanan. Hal ini disebabkan oleh gula dan lemak yang dapat merusak memori pada otak manusia yang berguna dalam mengingat informasi baru.

3. Meningkatkan risiko penyakit pencernaan

Makanan cepat saji mengandung minyak dan rasa pedas yang dapat meningkatkan kadar keasaman pada lambung sehingga menyebabkan iritasi. Selain itu, mengonsumsi makanan cepat saji dapat meningkatkan risiko terkena gastroesophageal reflux disease (GERD), dan irritable bowel syndrome (IBS), keluhan pada pencernaan yang bisa berupa sakit luar biasa di perut, perut kembung dan bersifat kambuhan.

4. Gangguan kinerja ginjal

Kandungan garam natrium dalam junk food juga tergolong tinggi. Hal tersebut menyebabkan ginjal harus bekerja ekstra keras untuk menyerap natrium berlebih di darah. Ginjal yang dipaksa bekerja keras akan kesulitan menyaring racun pada darah. Ginjal pun berisiko mengalami kerusakan dalam jangka panjang.

5. Obesitas

Makanan cepat saji memiliki kalori yang tinggi sekalipun pada porsi untuk anak-anak. Makanan cepat saji juga rendah serat, tinggi gula, dan garam. Kombinasi tersebut membuat tubuh tidak cepat merasa kenyang sehingga ingin makan lebih banyak lagi. Cepat atau lambat, kondisi ini bisa berujung pada obesitas.

Please follow and like us:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Home
Account
Cart
Search