Mie instan adalah salah satu pilihan makanan yang kerap dikonsumsi banyak orang karena rasanya yang nikmat dan mudah untuk membuatnya. Padahal, jumlah gizi sehat yang terkandung pada makanan tersebut terbilang minim bahkan dapat meningkatkan risiko dari beberapa penyakit. Maka dari itu, kamu harus tahu batas dari konsumsi maksimal mi instan agar tubuh tetap sehat. Kandungan pengawet di dalamnya dan minimnya nutrisi pun menjadi alasan yang membuat mie instan baiknya tidak dikonsumsi terlalu sering. Pihaknya mengimbau agar makanan ini hanya dijadikan sebagai makanan darurat ketika tidak ada pilihan makanan lainnya.

Akibat sering makan mi instan misalnya setiap hari atau bahkan tiga kali dalam sehari bisa membuat seseorang kekurangan gizi seiring berjalannya waktu.  Pasalnya, mereka tidak mendapatkan jumlah nutrisi yang dibutuhkan seperti protein, vitamin, dan mineral guna mendukung kesehatan. Perlu diketahui bahwa mi instan mengandung banyak lemak, lemak jenuh, dan natrium. Sementara protein, vitamin, dan mineralnya sedikit. Dalam sebungkus mi instan lengkap dengan satu paket bumbu mengandung sampai 1.700 miligram natrium. Ahli kanker dari Siloam Hospitals MRCCC Semanggi dr dr Denny Handoyo Kirana, SpOnk-Rad mengatakan kandungan mi instan yang beredar di pasaran sebenarnya cukup aman karena ada izin edar BPOM. Hanya saja, ia menyarankan sebaiknya tidak makan mi instan lebih dari dua kali dalam sepekan.

Sebelum makan mi instan, ada baiknya konsumen mencermati kandungannya. Tiap merek mie instan memiliki kandungan natrium, MSG, angka kecukupan gizi yang berbeda. Jadi misalnya dalam satu hari sudah makan dua bungkus mi instan dengan kadar natrium 50 persen, maka dalam sehari itu tak boleh lagi konsumsi garam. Intinya adalah konsumsi cermat dengan melihat keseimbangan komposisi. “Kalau misalnya tulisannya di belakang kadar garamnya adalah 10 persen, artinya dari makanan lain dia masih boleh makan senilai 90 persen sisanya, jadi dilihat keseimbangan komposisinya,” pungkasnya. Pendapat lain diungkapkan dr Nany Leksokumoro, MS, SpGK, dari Omni Hospital. “Tidak usah mi instan, makanan yang baik tapi kita makannya secara tidak tepat misal berlebihan, ya jadinya tidak baik,” katanya. Orang awam mengira konsumsi mi instan harusnya dibatasi misal dua minggu sekali atau satu bulan sekali. Namun menurut dr Nany, sebenarnya ini tidak harus dibatasi dengan ukuran tertentu, karena ini tergantung pada siapa yang makan dan bagaimana mengolahnya. Jumlah tersebut 85% lebih banyak dari rekomendasi jumlah asupan natrium harian. Konsumsi garam atau natrium yang berlebihan dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan stroke. Sehingga, akibat sering makan mi instan juga dapat meningkatkan risiko penyakit metabolisme, diabetes, dan stroke.  Nah, itulah penjelasan mengenai batas makan mi instan dalam seminggu dan akibat sering makan mi instan.

Dampak Mie Instan

  1. Peningkatan Risiko Penyakit Jantung

Pada seseorang yang terlalu sering mengonsumsi mi instan atau bahkan dapat beberapa porsi dalam seminggu, berhati-hatilah terhadap peningkatan risiko dari penyakit jantung. Seseorang yang terlalu banyak mengonsumsi makanan ini berisiko lebih besar mengalami sindrom metabolik, terlepas dari pola makan atau atau kebiasaan olahraganya. Risikonya dapat mencapai 68 persen untuk mengalami sindrom metabolik.

2. Dapat Meningkatkan Risiko Terjadinya Kanker

Makanan olahan cepat saji ini ternyata dapat menimbulkan dampak buruk bagi sistem pencernaan yang memaksanya untuk mengolah mi dalam waktu berjam-jam. Makanan ini juga dapat mengganggu kadar gula darah dan pelepasan insulin jika dicerna terlalu cepat. Pencernaan yang lambat membuat bahan kimia beracun dan pengawet tetap berada di dalam tubuh yang menyebabkan paparan berlebihan dari BHA dan TBHQ.

Please follow and like us:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Home
Account
Cart
Search